Di hari hujan

Ttuk ttuk ttuk....
hujan lagi, akhir-akhir ini sering turun hujan. Saya pikir musim penghujan sudah berakhir beberapa waktu yang lalu. Yeah...berhubung dunia sudah tua, lumayan sulit menentukan musim. kan ?
well, tidak apa-apa. Sering-sering hujan begini, tidak apa-apa juga. Selama saya sedang tidak terburu untuk pergi ke mana, tidak apa-apa hujan lebat seperti ini. 

Hm, tidak ada sesuatu spesial yang bisa dibagi akhir-akhir ini. Kecuali keadaan kos yang semakin hari semakin sepi, satu-satu packing dan pulang ke kampung halaman masing-masing. Sedikit menyedihkan rasanya...

Dua hari yang lalu, 
saya sempat demam, bukan demam tinggi. Semua-semuanya terasa dingin, meski matahari di luar sana sibuk membakar jalan -haha. Memakai jaket tebal, lalu mencoba tidur dengan dua selimut saya pikir bisa meredakannya. Mungkin karena akhir-akhir ini saya tidak makan dengan baik dan tidak tidur dengan baik, makanya seperti ini. Jadi, istirahat lebih harusnya cukup menyembuhkan, kan?
Tapi entahlah, saya bukannya pertama kali ini tidak tidur dan makan dengan teratur, tapi tiba-tiba demam seperti ini. Aneh. Lalu saya pikir, apa tempat ini terlalu sepi dan kosong ? jadi, angin-angin masuk dan berhembus sesuka hati, jadi saya menggigil. Yah, bisa saja seperti itu.

Waktu itu, 
sebelum tertidur karena efek obat, saya banyak berfikir. 
Bukan, saya bukan-nya mencoba untuk memikirkannya. Hanya saja pikiran-pikiran itu yang mendatangi saya; sesuatu yang tidak akan saya pikirkan di hari bising. Pikiran yang saya simpan dengan rapi di bawah tumpukan tugas. 
Wah...rasanya, sungguh menyakitkan. 
lalu saya terlelap.
ketika saya bangun, sedang hujan.

Saya tidak pernah tahu, merasakan sedih tapi tidak bisa menangis akan sesakit itu.

1 komentar:

  1. anyway, suka banget sama headernya ^_^

    suka dengan kata2, dunia sudah tua, jadi sulit untuk menentukan musim, wuw ... indeed :)

    BalasHapus

Blogger yang baik adalah blogger yang setelah membaca memberikan kommentar ^.^