Monodrama Pagi


Selamat pagi, Matahari 
Selamat pagi, Senin
Selamat pagi, April
Selamat pagi, Malang
Selamat pagi, Kamu.

Maaf saya hanya bisa menyapamu lewat surat maya ini, saya tidak yakin kamu akan benar-benar menemukan, meski kamu sempat menanyakan alamat blog ini. Haruskah saya memberitahu, jika nanti ke depannya kamu akan muncul sebagai objek yang akan saya tuliskan ? tidak kah itu terlalu tidak-bagus buat saya ?,

Saya tidak tau harus meminta maaf, atau harus menyesal, atau malah sebaiknya bersyukur. Saya sudah memikirkan ini bahkan dari sejak kamu memelankan langkah agar seirama dengan saya. Saya bukannya tidak tahu, hanya saja saya sangat berharap saya benar-benar tidak tahu. Meski jauh di dalam hati saya sangat ingin, tapi saya tidak bisa menolak ketakutan yang saya sendiri tidak tahu apa. 

Jadi mari biarkan saya meminta maaf terlebih dahulu. 
saya toh belum memutuskan tujuan, anggap saya saya masih asyik duduk di beranda rumah; menatap lalu lalang, langit gelap, lalu bertanya apakah akan hujan ? haruskan saya pergi ? - sementara kamu sedang menunggu di bangku taman tidak jauh dari sini; menatap keramaian, langit gelap, lalu bertanya apakah akan hujan ? haruskah saya pulang ?
dan ketika saya lebih memilih duduk diam menunggu hujan reda.

Lalu, biarkanlah saya mengatakan penyesalan ini.
Saya menyesal tidak lagi bisa duduk di sebelahmu, tidak lagi begitu mau membalas pesanmu, tidak lagi mau berjalan di sampingmu, tidak lagi seperti dulu. Kamu mungkin mengira saya pengecut, tapi saya benar-benar menyesal karena saya sepertinya memang pengecut. 
Sebentar, 
Saya juga menyesal kenapa waktu itu kita harus ditakdirkan duduk bersebelahan, menyesal karena membalas pesan-mu sedang yang lain tidak, menyesal karena harus berjalan sebelahmu hanya karena kita searah, menyesal karena saya seperti itu dulu. 

Maka, kali ini saya akan bersyukur, 
karena sepertinya kamu mengerti itu dan membiarkan saya mengambil jalan ini. Haruskah saya juga menuliskan 'sedikit kekecewaan' saya di sini ? haha! Tapi, seburuk apapun rasanya sekarang saya mau tidak mau harus bersyukur karena semuanya kembali berjalan seperti yang saya ingin, kan ? 




tapi, 
jika kamu benar-benar,
walau badan mu kuyup di guyur hujan lalu matahari mengeringkan-nya kembali, 
tidak kah harusnya kamu lebih sedikit bersabar menunggu, kan ?
lalu duduk bersebelahan; menatap langit yang bersemu disapa pelangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger yang baik adalah blogger yang setelah membaca memberikan kommentar ^.^