Yang tidak pernah ada

        Kamu datang tepat ketika saya hendak jatuh tertidur di lantai, duduk selonjoran di atas kertas-kertas gambar yang berserakan. Lalu kamu melepas headsheet dari telinga saya dan memasangnya di telingamu. "Lagi patah hati ya ?" tanyamu begitu mendengar nada menyayat dari Unbreak my heart-nya Toni Braxton.  Saya mendengus, mendengarkan lagu-lagu mellow tidak harus lagi patah hati kan ? "Nggak" jawab saya singkat, terlalu mengantuk untuk menjelaskan hal-hal tidak terlalu penting macam ini. Kamu cengengesan, lalu beralih menatap netbook saya yang masih memuat halaman Facebook, "Tugas-tugas mu udah kelar ya ? kayaknya santai banget" saya mendelik otomatis,  tiba-tiba kesal mendengar kata 'Tugas'. Saya kembali meringkuk ke dalam selimut setelah sempat melempar kamu dengan bantal. Kamu menarik selimut saya dan memasang kembali headsheet di telinga saya, kali ini yang mengalun  Jenuh-nya Rio Febrian.
"Jangan tidur di bawah, dingin. Tidur di atas gih" 
Tidak mau mendengar lagi apa-apa dari kamu, saya pun dengan terkantuk-kantuk naik ke atas ranjang. Dan saya hanya mendengar kata "Selamat-" sebelum akhirnya saya benar-benar tenggelam ke alam bawah sadar. 

Pagi ini, ketika saya terjaga saya inget kamu.
kamu yang tadi malam datang lagi di 15 menit ruang waktu saya. 
Kadang sangat menyenangkan rasanya punya kamu yang rajin sekali mengingatkan saya hal-hal kecil yang sering saya lupa. 
Terima kasih untuk kamu, 
Kamu yang tidak pernah ada.

pict from tumblr
 

1 komentar:

Blogger yang baik adalah blogger yang setelah membaca memberikan kommentar ^.^