Karena kamu berbeda

       Tiga puluh menit berlalu, saya masih memperhatikanmu, kamu masih memperhatikan bukumu. Ini malam kamis, tiba-tiba saja kamu muncul di depan pintu dan bilang besok ada kuis lalu duduk di sofa dan mulai sibuk membaca buku setebal bata yang dari judulnya saja sudah bikin saya pusing. Saya tidak habis pikir, pesan 'saya kangen kamu' satu jam yang lalu kamu balas dengan repot-repot datang kemari. Kamu ini, romantis atau apa. 
        Empat puluh menit berlalu. Kopi di gelas saya sudah dingin tanpa sempat saya sentuh, karena saya terlalu sibuk memperhatikanmu. Kamu pasti tidak tau, saya sangat senang memperhatikan kamu yang sedang tekun membaca buku dari jarak sebegini; tidak terlalu jauh pun tidak terlalu dekat. Saya masih sering terheran-heran, kok bisa kamu punya bulu mata selentik itu ? atau alis serapi itu ? saya yang cewek saja tidak sebagus itu, kadang saya iri. Bulu mata saya lurus dan pendek, kata kamu itu tandanya saya orang yang cengeng. Harus saya akui, kamu memang benar. 
         Tiba-tiba telingamu memerah. Saya tertawa dalam hati, kamu pasti sadar kalau saya memperhatikanmu, huh ? tapi kamu masih pura-pura bertahan dengan ensiklopedia mu. Gemas, saya pun mengambil gelas kopi saya dan mengaduk-ngaduknya dengan telunjuk, menunggu reaksimu.
"Kecil....itu jorok" 
Tepat. Trik saya berhasil, kamu meraih gelas kopi saya dan mendelik ke arah saya. Saya tersenyum, lalu mengambil gelas kopi itu lagi, setelah menatap saya dengan tatapan yang kira-kira artinya 'jangan-ulangi-lagi' kamu kembali beralih ke bukumu. Saya menghela nafas, lalu menyeruput kopi saya. Akhirnya. 
Kecil. Itu nama panggilanmu buat saya, katamu karena tinggi saya tidak sampai 160 cm dan berat saya tidak sampai 50 kg. Saya sering protes kalau kamu panggil begitu, tapi saya malah sering rindu panggilan itu. 
"Makanya kamu makan yang banyak, 3 kali sehari tuh. Jangan takut gemuk deh, yang penting kamu sehat" kamu akan balas begitu kalau saya mulai protes dengan panggilan itu atau "Kamu nggak lagi diet kan ? awas kamu kalau diet, badan sudah kerempeng begitu mau diet apanya ?" itu kalau kamu liat porsi makan saya yang super dikit. Padahal porsi makan saya memang hanya segitu. Kamu ngomel persis seperti ibu saya saja. Dasar.
            Kamu dan saya itu memang berbeda; Kamu itu orangnya bersih, sementara saya seringkali jorok., kamu rapi dan saya acak-acakan, kamu suka film sains dan saya suka drama, kamu hanya ketawa sekedarnya sementara saya masih ngakak, kamu tidak suka kopi sedang saya sangat mencintainya, kamu sedikit bicara dan saya banyak omong, mungkin satu-satunya persamaan kita hanya sama-sama suka membaca, itu pun masih berbeda; kamu suka baca buku pelajaran sementara saya suka novel. Kamu dan saya itu seperti dua makhluk berbeda, kamu dari Venus dan saya dari Mars, lalu kita sama-sama terdampar di bumi lalu saling jatuh cinta. Dan di sinilah kita sekarang. 
        Satu jam berlalu. Saya mulai bosan memperhatikanmu. Iseng, saya mendorong-dorong bukumu agar kamu merasa terganggu dan mengalihkan perhatianmu pada saya. 
"kenapa ?" kamu bertanya, tapi matamu masih ke buku.
"liat aku deh, ini penting". kamu menutup bukumu, lalu memandang saya dengan kening berkerut.
Saya berdehem. "Kamu kenapa sih kok bisa suka sama aku ?"
keningmu semakin berkerut.
"Maksudku...kamu dan aku kan beda banget"
Kamu menghela nafas, lalu meletakkan bukumu di meja. 
"Memang kenapa kalau kita berbeda ? justru karena kamu beda saya menyukai kamu. Perbedaan itu ada agar kita bisa saling melengkapi. Walau kita sering beda pendapat, saya menikmati itu. Dari kamu saya belajar banyak hal yang tidak saya dapatkan di ensiklopedia mana pun, karena kamu saya melakukan banyak hal yang sebelumnya -mungkin- tidak akan saya lakukan"
Giliran saya yang mengerutkan kening. Ada jeda sebentar, dia seperti sedang mencari kata-kata.
"Singkatnya, kamu itu memberi warna baru di hidup saya yang hitam putih, kecil. Makanya saya suka sama kamu. Masih tidak mengerti ?" 
Sekonyong-konyong pipi saya jadi terasa panas, mungkin sudah memerah. Karena malu, saya mengambil ensiklopediamu dan menyuruhmu membacanya kembali. Sementara kamu kembali sibuk membaca, saya masih senyum-senyum sendiri. Hati saya jadi geli, sepertinya kupu-kupu baru saja keluar dari kepompongnya. 

Kamu juga menyeimbangkan hidup saya kok. Kamu tidak perlu sejalan atau pura-pura sejalan dengan saya agar kamu bisa buat saya jatuh hati, karena kamu apa adanya dan kamu berbeda itulah saya menyukaimu :)

randoms form google.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger yang baik adalah blogger yang setelah membaca memberikan kommentar ^.^