Aku Rindu...


Dearest....

Tiba-tiba aku rindu,
Aku rindu gerbang rumah meski aku tidak begitu sering melewatinya
Aku rindu jalanan di depan rumah yang sudah sempit lagi berlubang-lubang;menciptakan bendungan kecil jika hujan sedang berkunjung
Aku rindu bangunan rumah yang entah berapa kali sudah dibongkar-pasang
Aku rindu tangga rumah yang dari dulu sampai sekarang tidak pernah kusuka modelnya
Aku rindu sofa di beranda; tempat dimana aku sering bercumbu dengan khayalan-khayalanku
Aku rindu dapur 15-langkah dari rumah
Aku rindu kamarku; tempat yang nyaman untuk berkompromi dengan waktu 
Aku rindu lemari bajuku yang tidak pernah serapi yang aku inginkan
Aku rindu rak buku-ku yang baru 1 baris saja terisi penuh
Aku rindu rumah...

Aku tau aku rindu,
Aku rindu gedoran pintu subuh-subuh jika jam weker tidak mempan membangunkanku
Aku rindu suara adzan subuh dari santren dekat rumah
Aku rindu suara langkah cepat-cepat para santri yang takut ditinggal jamaah subuh
Aku rindu suara serak Bapak saat membacakan kitab-kitab gundul setiap tingkatan
Aku rindu gurauan-gurauan lucu Bapak yang kadang membuatku lupa figure beliau yang tegas dan menyeramkan, tentu saja tidak jarang gurauan beliau garing dan sama sekali tidak lucu.
Aku rindu sarapan berdua sama Bapak; berhadap-hadapan dengan tanpang tidak berselera, sementara Ummi dan Adek sedang sibuk di sekolah
Aku rindu meja makan, dimana Bapak akan berduet dengan Ummi; menceritakan masa lalu, menasehati, memutuskan sesuatu, berunding. Tidak jarang perang dingin pun akan damai di meja makan.
Aku rindu taman kecil buatan Ummi yang dirawatnya dengan telaten; disiraminya setiap sore, dicabutinya tumbuhan liar disekitarnya, dipangkasnya...di-entahlah, kadang aku tidak mengerti Ummi sedang apa.
Aku rindu nyuruh-nyuruh Adek; beli ini beli itu hanya karena aku malas keluar kamar, tentu saja dengan upah 2000-an.
Aku rindu kelahi sama adek yang pada akhirnya selalu aku yang kena marah; siapapun yang salah
Aku rindu Bi' Mut yang selalu kerepotan menuhin permintaan-ku dan adek
Aku rindu anak-anak pondok yang selalu membuatku merasa seperti seorang putri di sarang penyamun (Sajudin, Alam, Zaki, Sawab, Imam, Kamil, Awir); saya senang merepotkan kalian ^^
Aku rindu Bapak, Ummi, Adek....sangat.

Aku rindu desaku, Jempong.
Meski kadang aku komplain karena paketan tidak sampai-sampai hanya karena tukang post tidak tau keberadaanmu..aku merindukanmu.
Jempongku yang sebentar lagi akan jadi pusat kota, aku merindukanmu.

Aku rindu, Bagaiamana kabar kalian s-e-m-u-a-?

1 komentar:

Blogger yang baik adalah blogger yang setelah membaca memberikan kommentar ^.^