Mungkin kalian berpikir saya membencinya...
jangankan kalian, saya pun berpikir demikian. Tapi sungguh, saya tidak membencinya karena saya pikir saya tidak punya alasan untuk membencinya. Bagaimana saya bisa membenci seseorang yang bahagia ? pun jika saya yang tersakiti saya tidak berhak untuk marah lantas jadi membencinya. lalu kalian bertanya 'kenapa kamu bersikap dingin padanya ?' jawabannya karena saya tidak tau, saya tidak tau bagaimana caranya bersikap di depan dia, saya tidak bisa bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa antara kami.
Dan jujur, setiap saya ngeliat dia entah kenapa saya langsung badmood. Bukan karena dia, tapi karena perasaan-perasaan yang ditimbulkannya. Karena setiap saya liat dia, luka lama bahkan mungkin masih sampai sekarang itu seperti mengaga lagi. Semua perasaan sakit, iri, pengorbanan, air mata yang dulu saya rasakan muncul lagi. Oke, mungkin saya juga sedikit kesal padanya. Alasannya simple atau mungkin juga tidak jelas, saya kesal karena dia tidak menghargai apa yang sudah saya korbankan. Ketika saya mati-matian mengunci perasaan saya buat orang itu demi dia, supaya dia bahagia. Meski rasanya sakit sekali melihat kalian bersama-sama. Tapi kenapa dia dengan semudah itu menghianati apa yang dia punya, dan lalu membuangnya. yang pada akhirnya membebankan itu pada saya. Rasanya...memuakkan. Sangat.
Dan saya yakin, dia juga merasakan hal yang sama dengan apa yang saya rasakan. Dia perempuan, saya perempuan, setidaknya saya tau bagaimana kita begitu berpura-pura saling menyapa dan melempar senyum. Dan itu selalu membuat saya merasa bersalah, sekalipun sudah tidak ada apa-apa -setidaknya itu yang saya tau- diantara dia dan orang itu. Tapi saya tau, diantara mereka masih ada rasa sayang itu. Saya bisa mengerti beberapa statusnya di salahh satu social network ditunjukan untuk orang itu. Hem...saya jadi berpikir, kalo mereka masih saling sayang, kenapa harus bubaran ya ?
Saya ingin ini cepat-cepat berlalu, saya rasa tidak bertemu dengan dia lagi lebih baik daripada bertemu dan berpura-pura bahwa sebelumnya tidak ada apa-apa. Tentunya saya tidak ingin terus seperti ini, saya ingin suatu hari nanti saat saya ketemu dia lagi, saya sudah melupakan segalanya minimal sudah tidak ada rasa sakit itu lagi. Saya butuh waktu, ya...itu yang saya butuhkan. Waktu.
Dan jujur, setiap saya ngeliat dia entah kenapa saya langsung badmood. Bukan karena dia, tapi karena perasaan-perasaan yang ditimbulkannya. Karena setiap saya liat dia, luka lama bahkan mungkin masih sampai sekarang itu seperti mengaga lagi. Semua perasaan sakit, iri, pengorbanan, air mata yang dulu saya rasakan muncul lagi. Oke, mungkin saya juga sedikit kesal padanya. Alasannya simple atau mungkin juga tidak jelas, saya kesal karena dia tidak menghargai apa yang sudah saya korbankan. Ketika saya mati-matian mengunci perasaan saya buat orang itu demi dia, supaya dia bahagia. Meski rasanya sakit sekali melihat kalian bersama-sama. Tapi kenapa dia dengan semudah itu menghianati apa yang dia punya, dan lalu membuangnya. yang pada akhirnya membebankan itu pada saya. Rasanya...memuakkan. Sangat.
Dan saya yakin, dia juga merasakan hal yang sama dengan apa yang saya rasakan. Dia perempuan, saya perempuan, setidaknya saya tau bagaimana kita begitu berpura-pura saling menyapa dan melempar senyum. Dan itu selalu membuat saya merasa bersalah, sekalipun sudah tidak ada apa-apa -setidaknya itu yang saya tau- diantara dia dan orang itu. Tapi saya tau, diantara mereka masih ada rasa sayang itu. Saya bisa mengerti beberapa statusnya di salahh satu social network ditunjukan untuk orang itu. Hem...saya jadi berpikir, kalo mereka masih saling sayang, kenapa harus bubaran ya ?
Saya ingin ini cepat-cepat berlalu, saya rasa tidak bertemu dengan dia lagi lebih baik daripada bertemu dan berpura-pura bahwa sebelumnya tidak ada apa-apa. Tentunya saya tidak ingin terus seperti ini, saya ingin suatu hari nanti saat saya ketemu dia lagi, saya sudah melupakan segalanya minimal sudah tidak ada rasa sakit itu lagi. Saya butuh waktu, ya...itu yang saya butuhkan. Waktu.
hanya waktu yg dapat menubah alur ceritanya :)
BalasHapusjangan sampai kekecewaan tertanam berlarut" dihati,itu bisa jadi penyakit .. maafkan saja dia, insyaAllah semuanya kembali seperti bisa ..
jangan sampai cintamu terhadap dia mengalahkan cintamu terhada penciptanya, karena Rasa Itu Anugerah dariNya.
masalah dengan temankah ? semoga cepat selesai ya, memang terkadang kita butuh waktu untuk sendiri dan menenangkan diri, jangan lupa sepotong coklatnya :)
BalasHapusMoga bisa cepat selesai ya masalahnya, gak baik terlalu lama kesal sama seseorang..salam kenal
BalasHapus@ kak ichsan : saya sudah memaafkan dia, meski sebenernya dia yang harus memaafkan saya. he
BalasHapus@ Kak tiara : ya bisa dibilang begitu kak, Amin.
@ kak lia : amin...salam kenal juga kak ^^
Eaaaaa masalah cinta lagi... >.<"
BalasHapus