Egois

             Hujan sudah berlalu, menyisakan rintik-rintik kecil yang jatuh menimpa dedaunan. Kamu masih diam, sayapun demikian. Saya masih bungkam dengan segala pikiran saya. Kamu meneguk kopimu yang mungkin sudah dingin sedang saya mengencangkan sweeter merah saya. Dilema. Saya sudah teramat sering mendengar pernyataan itu keluar dari mulutmu. Tapi tidak dalam dunia nyata, hanya dalam angan dan mimpi saya. Lantas kenapa saya jadi bimbang ? bukankah seharusnya saya senang. Entahlah. Kamu kembali meneguk sisa kopi, dan saya membuang pandangan ke luar jendela. Pura-pura tertarik pada gadis kecil yang sedang berjalan dengan payung hijaunya. Kamu berdehem, seperti ingin membuka mulut tapi kemudian bungkam lagi. Saya gemas, lantas tersenyum simpul..
"Kak...saya memang mencintaimu dan kamu tau itu. Tapi kakak harus tau, dalam hal hati saya akan sangat egois. Saya tidak mau menyerahkan hati saya pada seseorang yang hatinya sendiri entah tersangkut di mana. Saya tidak rela dan tidak bisa membagi cinta yang saya miliki. Nyatakan kembali setelah hati kakak sepenuhnya sudah kembali"
Kembali aku tersenyum lalu mengeuk kopiku yang sudah benar-benar dingin. 

- Jempong, 3:18. sepulang sekolah dalam keadaan kacau.

2 komentar:

  1. sik asik ada yg ditembak DOORRS haha :D

    BalasHapus
  2. @annisarawrr haduh bukaaan....haha, nggak ada yg ditembak, ini hanyaa...apa yah hanyaa tulisan gitu deh hohoh

    BalasHapus

Blogger yang baik adalah blogger yang setelah membaca memberikan kommentar ^.^